eroiwestfalen.jpg

Para pahlawan di Westfalenstadion

SHARE
Para pahlawan di Westfalenstadion
Para pahlawan di Westfalenstadion
Para pahlawan di Westfalenstadion

Juventus akan mencoba mengambil inspirasi dari para pahlawan Italia tahun 2006, ketika mereka turun melawan Borussia Dortmund pada Rabu malam di Westfalenstadion.

Arena berkapasitas 80,720 penonton ini, arena sepak bola terbesar di Jerman, sebelumnya menjadi arena pertandingan semi-final Piala Dunia 2006 antara Italia dan negara tuan rumah dalam sebuah malam pertandingan yang dramatis di sepak bola.

Atmosfer yang mengintimidasi dari tuan rumah, yang dibangun oleh 24,000 suporter paling riuh yang menempati bagian selatan di belakang gawang, memberikan kekuatan dukungan penuh bagi pasukan Jurgen Klinsmann, sementara setiap sentuhan yang dilakukan Italia diiringi dengan siulan maupun ejekan.

Pengalaman di atmosfer yang panas sangat dibutuhkan, dan mantan pelatih Juventus Marcello Lippi mampu mengandalkan para pemain-pemainnya yang beberapa diantaranya memiliki koneksi dengan Bianconeri baik di masa lalu, masa kini maupun masa depan.

Di depan gawang, pria yang di akhir turnamen meraih Yashin Award untuk kiper terbaik: Gianluigi Buffon.

Tiga benteng pertahanan semuanya memiliki hubungan dengan Bianconeri: bek sayap Gianluca Zambrotta, calon pemenang Ballon d’Or Fabio Cannavaro, serta pelatih Juventus Primavera saat ini yang juga mengakhiri karir sepakbolanya di Turin pada musim 2011/12, Fabio Grosso.

Mengatur tempo di jantung lini tengah adalah Andrea Pirlo, playmaker yang bergabung dengan Juventus pada 2011, sementara Mauro German Camoranesi dan Simone Perrotta keduanya memberikan energi dan melebar dari masing-masing lini sayap.

Di lini serang, hadir Luca Toni, pemain yang tidak asing bagi fans Bundesliga setelah tiga musim penuh gol bersama Bayern Munich. Lima musim setelah final, ia memainkan 14 laga bersama Juventus setelah bergabung dengan klub pada Januari 2011.

Di bangku cadangan terdapat Andrea Barzagli, yang saat itu bermain untuk Palermo, legenda klub Alessandro Del Piero, dan Vincenzo Iaquinta, yang mana kemampuan mencetak golnya bersama Udinese memberikan kesempatan untuk pindah ke Juventus satu tahun setelahnya yaitu pada tahun 2007.

Sebuah laga yang penuh intrik – namun tanpa gol – selama 90 menit akhirnya berlanjut ke drama perpanjangan waktu selama 30 menit. Memahami rekor kuat Jerman dalam adu penalti, pasukan Lippi, dipimpin dengan sempurna oleh bek tengah Cannavaro, menjadi lebih sering menyerang, dengan pemain pengganti Alberto Gillardino melakukan tembakan yang masih melebar melewati gawang dan tendangan Zambrotta masih membentur mistar gawang.

Namun tim tuan rumah masih memberikan ancaman saat Lukas Podolski, ujung tombak serangan mereka, gagal memanfaatkan peluang emas untuk menyelesaikan umpan silang David Odonkor sebelum harus menghadapi penyelamatan luar biasa dari Buffon.

Saat laga tampaknya harus ditentukan melalui adu penalti, umpan terobosan yang cerdas dari Pirlo berhasil diraih Grosso, dimana tendangan sentuhan pertamanya bergulir melewati Jens Lehmann saat waktu hampir berakhir satu menit lagi.

Kegembiraan yang ia luapkan terlihat jelas bagi semua yang menyaksikannya, melalui selebrasi yang mengingatkan pada luapan air mata Marco Tardelli pada final Piala Dunia 1982 atas Spanyol.

Tapi semua ternyata belum berakhir. Berusaha untuk mengejar ketertinggalan dengan 60 detik tersisa, Jerman langsung menyerang namun menemukan serangan mereka berhasil diputus oleh Cannavaro.

Dan ini terbukti menjadi momen krusial, saat sang kapten melepaskan bola kepada Gillardino yang sedang berlari tanpa kawalan. Usai memotong dan berlari menuju gawang dari tengah lapangan, Gillardino memutuskan untuk memberikan bola kepada Del Piero yang berlari di sisinya, membuat legenda Bianconeri tersebut dengan bebas membuat skor menjadi 2-0 dan membuat publik Italia bersuka cita dengan penyelesaian sempurna di sudut gawang Lehmann.

Dan selanjutnya, seperti yang kita ketahui, adalah sejarah. Sejarah yang sama yang ingin terus dituliskan oleh Bianconeri pada Rabu malam, dengan bantuan dari beberapa pahlawan yang tersisa dari malam menakjubkan di Jerman saat itu.

Item Terkait