2be391c0-e681-486d-aba5-c0edf0af7c13.jpg

Pepe bicara tentang perjuangan hingga akhir

SHARE
Pepe bicara tentang perjuangan hingga akhir
Pepe bicara tentang perjuangan hingga akhir
Pepe bicara tentang perjuangan hingga akhir

Simone Pepe mengatakan ia percaya diri bahwa Bianconeri berada di jalur positif musim ini namun ia menyebut timnya harus “tetap bersemangat” di kancah Eropa jika ingin mimpi di Liga Champions terwujud menjadi nyata.

Babak perempat final melawan Monaco adalah pertemuan yang, dikatakan pemain sayap itu, tak ada satupun yang menganggapnya mudah. Selain itu masih ada tugas yang harus dituntaskan di Coppa Italia dimana Juventus tertinggal 2-1 di laga leg pertama bulan Maret lalu melawan Fiorentina.

Menatap beratnya perjuangan akan datang, Pepe mengatakan kepada Mediaset: “Kami bisa membalikkan skor di Florence, sedangkan kami juga harus tetap bersemangat di Liga Champions. Semua orang mengatakan bahwa hasil undian itu menguntungkan kami, tapi untuk menuju ke delapan besar di Eropa berarti anda harus menghadapi tim-tim terbaik.”

Fit dan siap beraksi setelah menderita cedera selama dua setengah tahun, pemain 31 tahun itu sudah menjadi starter untuk laga-laga Coppa Italia dan ia juga ternyata pilihan berguna sebagai pemain pengganti di Serie A.

Dan telah berlatih keras untuk kembali ke kondisi terbaik, pemain kelahiran Roma itu mengatakan ia puas dengan segala perkembangan yang ada.

“Saya telah berlatih selama delapan bulan dan hal ini menjadi keuntungan tersendiri bagi saya. Saya telah mengalami masa-masa sulit, karena ketika ini menjadi pekerjaan anda dan anda tidak dapat bermain dan berlatih, anda tentunya tak akan senang, namun sekarang semuanya sudah berlalu. Saya lebih senang fokus pada apa yang ada sekarang yang memberi saya kepuasan besar.”

Ketika diminta menunjuk momen terbaik selama hidupnya bersama seragam hitam-putih sampai saat ini, Pepe memilih Scudetto ke-30 dan golnya di laga pertama musim itu melawan Parma sebagai dua momen terbaiknya.

Ia menutup: “Pertandingan di Trieste dimana kami memenangkan Scudetto adalah momen terbaik saya, namun jika saya harus memilih gol favorit saya, saya memilih gol yang saya cetak ke gawang Parma di laga pertama musim itu, meski gol akrobatik saya ke gawang Lazio mungkin yang terbaik dari yang terbaik.”

Item Terkait