Milan2

Sepuluh hal yang harus diketahui tentang Rossoneri

SHARE
Sepuluh hal yang harus diketahui tentang Rossoneri
Sepuluh hal yang harus diketahui tentang Rossoneri
Sepuluh hal yang harus diketahui tentang Rossoneri

1) DIBUAT DI INGGRIS (DI ITALIA)

Jika Bianconeri harus berterima kasih kepada Inggris karena warna seragamnya, Milan berutang akan keberadaannya kepada Inggris setelah didirikan pada 1899 oleh pria kelahiran Nottingham Herbert Kilpin dan pebisnis dari Shropshire Alfred Hughes. Hughes kemudian menjadi presiden pertama klub, saat itu dikenal sebagai ‘Milan Foot-Ball and Cricket Club’, dan memperoleh gelar pertama mereka pada 1901. Kilpin, sementara itu, diberikan kredit dengan mengeksploitasi keahliannya di bidang industri tekstil dengan mendesain seragam Rossoneri.

2) SUPER SWEDIA

Setelah memenangkan tiga gelar Serie A antara 1901 dan 1907, Milan menjalani 44 tahun tanpa mengangkat trofi. Krusial untuk mengakhiri rangkaian nirgelar tersebut adalah saat datangnya tiga pemain Swedia pada musim panas 1949: Nils Liedholm, Gunnar Gren dan Gunnar Nordahl. Yang terakhir kelak akan mencetak total 210 gol dalam seragam merah dan hitam serta tetap menjadi pencetak gol paling subur dalam sepanjang sejarah klub (ketiga di Serie A). Gelandang Liedhol adalah yang terlama membela Rossoneri dari ketiganya, memenangkan lima Scudetti dalam 12 musimnya sebagai pemain dan dua musim sebagai pelatih di 1961-62 dan 1964-66.

3) KONEKSI BELANDA

Van Basten

Mengikuti kesuksan dari para pemain Swedia yang memberikan performa terbaik di tahun 1950an, trio rekan senegara lainnya membuat Milan berkuasa di akhir 80an dan awal 90an di bawah komando Arrigo Sacchi dan kemudia Fabio Capello. Ruud Gullit (1987-93), Marco van Basten (1987-95) dan Frank Rijkaard (1988-93) ketiganya berkembang bersama musim yang penuh gelar dengan klub, termasuk empat gelar Serie A, empat Piala Super Italia, tiga gelar Liga Champions, tiga Piala Super UEFA, dan juga dua Intercontinental Cup. Hubungan dengan Belanda terus berlanjut hingga abad ini dengan pemain-pemain seperti Clarence Seedorf, Patrick Kluivert, Edgar Davids dan yang terkini adalah Mark van Bommel dan Nigel de Jong yang semuanya pernah bermain untuk Rossoneri. Seedorf juga sempat menjadi pelantih Milan dalam periode yang singkat pada 2014.

4) KESUKSESAN DI LUAR ITALIA

Milan memiliki pengakuan yang hebat di benua, sebagai tujuh kali pemenang Liga Champions dimana hanya Real Madrid yang mengangkat lebih banyak trofi tersebut (10). Kehebatan mereka di luar Italia juga memperlihatkan raihan dua UEFA Cup dan lima Piala Super UEFA. Sementara itu, di level dunia, mereka duduk teratas bersama tim-tim yang telah memenangkan Intercontinental Cup (3) ditambah dengan FIFA Club World Cup yang diraih pada 2007.

5) PERTUKARAN KEPELATIHAN

Capello Ancelotti

Banyak pelatih yang saling berlalu antara Milan dan Turin dari tahun ke tahun. Fabio Capello memenangkan empat Scudetti, tiga Piala Super Italia, satu Liga Champions dan Piala Super Eropa di sepanjang tiga musimnya bersama Rossoneri sebelum memimpin Juventus.

Bagi Carlo Ancelotti, itu merupakan perjalanan yang sebaliknya, saat ia menuju Milan dari Bianconeri pada 2001 memperlihatkan klub tersebut memenangkan delapan trofi dalam delapan musim, setengahnya merupakan gelar di benua biru (dua Liga Champions dan dua Super UEFA).

Beralih ke dekade terbaru, Massimiliano Allegri membuat pengaruh yang cepat usai kedatangannya di Rossoneri, membawa klub meraih gelar liga pertama dalam tujuh tahun di 2010/11 sebelum akhirnya meraih Piala Super Italia di musim selanjutnya. Musim lalu, ahli taktik asal Tuscan ini meraih catatan luar biasa dengan memenangkan Scudetto di tahun pertamanya dengan dua klub berbeda dan sejak itu memimpin Bianconeri meraih kesuksesan berikutnya di Coppa Italia dan Super Italia musim panas ini.

6) ANGIN PERUBAHAN?

Seperti Bianconeri, Milan juga membuat perubahan besar di timnya sepanjang musim panas ini. Dari para pemain yang tampil dalam laga bulan Februari di Juventus Stadium, hanya dua yang turun dari awal dalam skuat Rossoneri pada laga melawan Atalanta di hari Sabtu 7 November: Alessio Cerci dan Andrea Poli, sementara Keisuke Honda turun dari bangku cadangan.

Cerci
Poli
Cerci

Mungkin yang lebih penting, tamu hari Sabtu ini di Turin juga memiliki pelatih yang berbeda yaitu Sinisa Mihajlovic setelah pria Serbia ini menggantikan Filippo Inzaghi di penutup musim. Sejauh ini, bagaimanapun juga, terdapat satu hal sepele yang dapat dilihat, dengan Rossoneri memiliki dua poin lebih musim ini (20) dari pada yang mereka raih setelah 12 laga di musim sebelumnya. Peningkatan ini juga terlihat dari posisi yang lebih baik saat ini yaitu keenam, dibandingkan posisi tujuh pada tahap ini di musim 2014/15.

7) LEBIH TAJAM

Mihajlovic

Mihajlovic berusaha untuk membuat timnya lebih efisien – sesuatu yang mereka miliki di sepertiga akhir, dimana mereka telah mencetak 71% dari peluang bersih gol mereka, kedua di bawah Genoa dalam hal ini. Di sisi negatifnya, Rossoneri sedikit kurang kuat di serangan, mencatatkan hanya 15 gol saat ini, enam lebih sedikit dari yang berhasil mereka lakukan setelah 12 laga tahun lalu. Sementara itu, rasio 33% mereka dari kesuksesan menemui target mewakili kedua terburuk dalam rekor di Serie A, disamping enam gol Carlos Bacca dan enam assist oleh Giacomo Bonaventura. Jeremy Menez memberikan kontribusi terbesar dalam daftar gol Milan, mencetak 16 kali di Serie A, namu penyerang Perancis yang sedang cedera ini belum menemui hasil sejauh ini sepanjang 2015/16.

8) KESIALAN SETENGAH BABAK

Dari 16 gol yang mereka terima sejauh musim ini, Milan telah membiarkan enam gol terjadi di 15 menit setelah jeda tengah babak. Bianconer, sementara itu, telah mencetak empat gol sepanjang seperempat jam yang sama dan akan berusaha memperoleh keuntungan dari kemerosotan konsentrasi yang ada setelah turun minum.

conceding goals

9) TIDAK ADA TITIK BALIK

Pasukan Mihajlovic telah mengalami kekalahan di seluruh empat laga dimana mereka tertinggal lebih dulu musim ini, tiga diantaranya ketika bermain di luar kandang. Fiorentina adalah satu-satunya tim Serie A lainnya yang tidak berhasil meraih satu poin dari posisi tertinggal di musim 2015/16.

10) SEPASANG TANGAN YANG MENJANJIKAN

Donnarumma

Gianluigi Donnarumma menjadi kiper termuda kedua yang bermain di Serie A di usia muda, 16 tahun delapan bulan dalam kemenangan Milan di menit akhir atas Sassuolo di Oktober. Kiper Italia U17 ini kemudian tampil di tiga laga Rossoneri selanjutnya dan saat ini memegang rekor kedua terbauk di bawah mistar gawang di Serie A musim ini dengan rasio penyelamatan 85%, membuatnya berada tepat di belakang kiper Inter Samir Handanovic (86).

P.S. Kiper termuda yang bermain Serie A tetap tercatat atas nama kiper Pescara Gianluca Pacchiarotti, yang di tahun 1980 bermain 10 menit di Perugia pada usia 16 tahun enam bulan, tapi mungkin anda sudah tahu tentang ini...

Item Terkait