Unknown_1.jpeg

Miralem sang penyihir

SHARE
Miralem sang penyihir
Miralem sang penyihir
Miralem sang penyihir

Kepindahan Miralem Pjanic dari Roma dengan kontrak lima tahun menambah bakat di lini tengah yang sepenuhnya telah terbukti hebat dalam permainan di Italia.

Sebelum melihat lebih dalam rincian dari catatan rekor Pjanic di seluruh karirnya dengan Metz, Lyon dan Roma, beberapa statistik dari pemain asal Bosnia selama lima tahun saat tinggal di ibukota Italia lebih dari cukup untuk menunjukkan kehebatan nan menakjubkan serta kreativitas pemain yang sekarang menjadi bagian dari Juventus.

Tidak ada pemain yang lebih banyak membuat assist di Serie A daripada Pjanic dalam tiga tahun (28) terakhir Ia juga mencatat angka ganda untuk gol (12) dan assist (12) di musim 2015/16. Gelandang asal Bosnia juga berdiri sebagai satu-satunya pemain yang telah menyediakan 10 atau lebih gol untuk rekan-rekannya di kasta teratas sepak bola Italia secara berturut-turut.

Sang pemain tengah sepatutnya tiba di Turin dengan reputasi sebagai salah satu playmaker berbahaya paling konsisten di Eropa, statusnya terlahir tidak hanya dari kemampuan memberikan umpan tetapi juga dari bakat untuk membuat permainan terlihat sangat mudah.

Seperti buah dari kualitas tak tertandingi sang pemain berusia 26 tahun tersebut juga sangat piawai dari situasi bola mati dimana Carpi, Empoli, Torino, Bayer Leverkusen dan Juventus sendiri menderita kebobolan dari kemampuan pemain asal Bosnia tersebut dalam mengeksekusi tendangan bebas, tetapi akan salah jika merujuk Pjanic hanya sebagai spesialis bola mati. Dengan sentuhan ajaib dan berbagai umpan menakjubkan, sang gelandang memiliki teknik untuk mengecoh pertahanan lawan untuk terbuka dari mana saja di sepertiga akhir, seperti super assists yang ditunjukkannya untuk Stephan El Sharaawy saat melawan Milan di pertandingan terakhir musim ini.

Pjanic juga menawarkan kemampuan menggiring bola yang baik, hal tersebut tertangkap mata pencari bakat ketika ia membuat langkah pertamanya ke sepak bola profesional dengan klub Prancis Metz, dimana ia melakukan debut saat berusia 17 tahun pada tahun 2007 setelah bergabung dengan angkatan junior klub dari Luksemburg, Schifflange.

Penampilan tak kenal takut sang gelandang membuatnya menjadi pemain termuda Bosnia yang menerima panggilan internasional dalam pertandingan persahabatan - melawan Bulgaria pada Agustus 2008. Sebuah penampilan mengesankan dalam musimnya di Ligue 1 membuat Pjanic direkrut oleh Lyon dan di sanalah penampilannya semakin menjanjikan dan berkembang.

Sang Playmaker semakin mengesankan terutama di Eropa saat ia memainkan bagian integral dalam membuat klub melaju ke babak semifinal Liga Champions pada musim 2009/10, mencetak lima gol dalam kompetisi termasuk gol penting penyama kedudukan melawan Real Madrid di babak 16 besar.

Setelah membuat 122 penampilan di liga Prancis, pemain asal Bosnia menuju selatan untuk melanjutkan karirnya di Serie A dengan Roma pada Agustus 2011. Setelah menetapkan dirinya sebagai tokoh sentral dalam rencana Giallorossi sejak hari pertamanya di ibukota, sang pemain baru Juve akan menyelamatkan musim paling produktif sampai saat ini atas apa yang telah terbukti menjadi musim terakhirnya di Stadion Olimpico.

Disamping gol dan assiss, Miralem sangat meyakinkan dengan melampaui rekornya dalam urusan menciptakan peluang per pertandingan (2,42), umpan rata-rata untuk gelandang Serie A (0,98), umpan sukses ke lini depan (55.58 vs 28.58), umpan akurat (0.55 vs 0,12) dan tembakan ke arah gawang (0.82 vs 0.32).

Semua poin di atas menghasilkan satu kesimpulan: dalam diri Pjanic, Bianconeri telah mengamankan jasa salah satu pemain serang terbaik di negeri ini, pada usia 26 tahun, mendekati puncak kekuasaan kreatifnya.

Item Terkait