opposition frosinone001.JPG

Performa Frosinone di kandang

SHARE
Performa Frosinone di kandang
Performa Frosinone di kandang
Performa Frosinone di kandang

KANDANG YANG RELATIF NYAMAN

Jika saja Frosinone melakoni laga-laga tandang dengan performa seperti di kandangnya Stadio Matusa, mereka mungkin bercokol di papan tengah klasemen. Namun nyatanya mereka hanya meraih dua poin dari pertandingan-pertandingan tandang – rekor tandang terburuk di Serie A – berkebalikan dengan raihan 17 poin yang mereka dapat di kandang sendiri.

Dalam pertaruhan mengakhiri musim dengan terhindar dari degradasi, pasukan Roberto Stellone akan mencoba menambah catatan baik mereka di kandang – terbaik ke-11 di Serie A – berkat menang atas Empoli, Sampdoria, Carpi, Hellas Verona dan Bologna serta imbang dengan Genoa dan Atalanta.

Kemenangan terakhir mereka, ditorehkan saat melawan Bologna pada Rabu malam lalu, akan menjadi modal besar mengingat lebih dari dua bulan berlalu sejak mereka meraih kemenangan sebelumnya di depan pendukung sendiri, atas Verona pada 29 November 2015.

Frosinone at home

SERANGAN VS PERTAHANAN

Meski tidak terlalu tajam di depan, mencetak gol di Stadio Matusa bukan sesuatu yang perlu dikhawatirkan bagi Frosinone, yang telah mencatatkan raihan gol terbanyak ke-11 musim ini (16).

Lebih jauh lagi, hanya enam tim yang menghasilkan tendangan lebih banyak dari mereka (165) di laga-laga kandang masing-masing sejauh ini di musim ini: Juventus, Fiorentina, Napoli, Inter, Lazio dan Roma. Sementara itu ada delapan tim yang mampu mencapai jumlah percobaan tepat ke gawang lebih banyak dari 50 tembakan ke target mereka sampai saat ini.

Akan tetapi Frosinone payah dalam bertahan, 20 gol kebobolan di depan suporter sendiri menunjukkan rekor terburuk di antara tim-tim Serie A.

PERUBAHAN FORMASI

Hingga tiba tahun baru 2016, Setllone memakai pola 4-4-2, yang mulai kehilangan efektivitasnya setelah musim gugur yang cukup baik ketika mereka berhasil mengumpulkan 13 poin dari kemungkinan 15 di Stadio Matusa antara 28 September hingga 29 November 2015.

Sejak menderita kekalahan ketiga secara beruntun di kandang, kekalahan 5-1 di tangan Napoli Januari lalu, pelatih berusia 38 tahun asal Roma tersebut memilih berubah ke 4-3-3, yang telah segera menghasilkan hasil-hasil balik, imbang dengan Atalanta (0-0) sebelum mengalahkan Bologna pada laga terakhir (1-0).

Meski formasi telah berubah, tak ada perubahan besar dalam gaya bermain Frosinone, yang tetap berkonsentrasi penuh dalam melakukan serangan balik.

Melawan Bologna, misalnya, mereka hanya mencatat 39,9% penguasaan bola, bahkan lebih rendah dari rata-rata penguasaan bola mereka pada laga-laga tandang musim ini yang berkutat pada 41,93% (hanya Carpi yang lebih sedikit menguasai bola dengan rata-rata 38,48%)

opposition frosinone003.JPG
Frosinone vs. Bologna

PEMAIN KUNCI

Jika ada satu orang yang harus diawasi Juventus pada pertandinganhari Minggu ini, ialah Federico Dionisi. Pemain depan 28 tahun itu telah mencetak enam dari 16 gol timnya di Stadio Matusa dan ia juga menjadi pengumpan bola berbuah gol terbanyak (tiga).

opposition frosinone004.JPG

Berada di bawah Dionisi dalam peringkat pencetak gol terbanyak Frosinone adalah Daniel Ciofani. Penyerang tengah bertubuh besar itu telah menemui target dalam empat kesempatan di kandang musim ini, termasuk saat menyelesaikan sebuah serangan balik cantik di laga tandang melawan Roma hari Sabtu yang lalu.

Pemain-pemain lain untuk disoroti di lini tengah adalah Paolo Sammarco, yang mencetak total empat gol (termasuk dua gol di laga tandang) dan Danilo Soddimo, yang menciptakan jumlah terbesar peluang mencetak gol (18).

Item Terkait