opposition verona005.JPG

Sekilas mengenai Verona

SHARE
Sekilas mengenai Verona
Sekilas mengenai Verona
Sekilas mengenai Verona

SEJARAH

Didirikan di 1903, Hellas Verona termasuk dalam satu dari klub-klub tertua Italia. Memulai dari divisi wilayah Veneto dan Emilia lalu kemudian ke Utara dan liga nasional yang lama, Gialloblu kemudian terdaftar di Serie B setelah terjadinya restrukturisasi dari piramida sepak bola Italia pada 1929.

Tim menghabiskan mayoritas 113 tahun eksistensinya di divisi kedua Italia, diselingi dengan menjalani sembilan musim di Serie C dalam dua kesempatan terpisah dan delapan musim di Serie A, dimulai dari promosi sebagai juara pada 1957, hanya untuk mengalami degradasi di musim berikutnya.

Usai dekade yang lebih sunyi dari sejarah naik turun klub, Verona mencapai divisi teratas lagi pada 1968 dan mereka menjalani musim yang lebih baik kali ini, dengan beberapa kali berakhir di papan tengah sebelum turun kembali ke Serie B enam tahun berikutnya.

Setelah enam tahun berikutnya kembali dihabiskan dengan naik turun di antara kedua divisi dan kalah di final Coppa Italia 1976 dari Napoli, klub memperoleh periode yang paling baik di tahun 80an, ketika Osvaldo Bagnoli memimpin Gialloblu ke posisi terbaik yaitu posisi empat di tahun 1983, masuk ke final Coppa Italia tahun 1984 (yang dimenangkan Roma) dan satu gelar Scudetto bersejarah di 1985.

Prestasi terakhir memicu serangkaian malam-malam di Eropa yang selalu diingat bagi pasukan Bagnoli, termasuk saat lolos ke 16 besar Liga Champions pada 1986 setelah dua gol dari penyerang Denmark legendaris Preben Elkjaer di masing-masing putaran laga melawan PAOK Salonicco. Pada tahun 1988, Gialloblu melaju ke posisi terjauh sepanjang perjalanan mereka di kompetisi benua Eropa – perempat final UEFA Cup, saat mereka disingkirkan oleh Werder Bremen.

Prandelli

Sementara itu, secara domestik, klub tidak mampu untuk memperpanjang tahun-tahun keemasaannya selanjutnya setelah masa yang dapat disebut sebagai dekade yang cukup mengejutkan, saat masalah-masalah keuangan dan kepergian para pemain ikut mengiringi kejatuhan mereka ke Serie B di tahun 1990.

Setelah dinyatakan bangkrut pada musim berikutnya, Verona dua kali mengalami promosi dan kembali degradasi dari Serie A sebelum Cesare Prandelli menuntun mereka ke beberapa musim yang memberikan perbedaan, dimana mereka berakhir di posisi sembilan Serie A pada 2000. Akan tetapi, penurunan terbesar dalam sejarah klub baru saja dimulai, titik kulminasi dari keterpurukan mereka ke divisi tiga pada 2007 dan berhasil lolos dari hampir turun ke divisi keempat sepak bola Italia, ketika mereka lolos dari babak play-off yang menegangkan melawan Pro Patria di Mei 2008.

Setelah mampu bertahan dari masa-masa menyulitkan, Gialloblu mengalami beberapa kali masa hampir promosi, sebelum Andrea Mandorlini masuk menjadi pelatih di pertengahan 2010/11 dan memimpin klub promosi ke Serie B di masa pertamanya, dengan mengalahkan Salernitana di babak play-off.

Perjalanan positif tim berakhir di akhir musim tersebut dengan laga dua putaran akhirnya mematahkan rekor mereka setelah kalah dari Varese di 2012 pada laga penentuan promosi, namun posisi kedua di 2013 membuat mereka meraih promosi kembali ke Serie A setelah absen selama 11 tahun.

Verona membuat dua musim pertama mereka setelah kembali ke Serie A dengan baik, dimana mereka berakhir masing-masing di posisi 10 dan 13, dengan penyerang andalan mereka Luca Toni memecahkan rekor klub dengan 22 gol dalam satu musim pada tahun lalu.

Tahun 2015/16, akan tetapi, hingga saat ini menjadi kisah yang berbeda, dengan

PELATIH

Luigi Del Neri bukan orang yang asing bagi Bianconeri, setelah menjadi pelatih klub pada musim 2010/11. Setelah menggantungkan sepatunya sebagai gelandang (dikenal saat masih bermain untuk Foggia, Udinese, Sampdoria dan Vicenza), Del Neri memulai karirnya sebagai pelatih yang hingga saat ini telah berlangsung selama 31 tahun.

Pria berusia 65 tahun ini, yang berasal dari kota di timur laut Italia, Aquileia, menghabiskan sebagian besar waktunya melatih di liga yang lebih rendah, membantu klub-klub seperti Ravenna, Nocerina dan Ternana promosi dari divisi keempat Italia pada 90an sebelum melatih Chievo pada 2000.

Selama memandu Keledai Terbang (julukan Chievo) ke Serie A pada musim pertamanya di klub, Del Neri membentuk mereka sebagai kekuatan yang perlu diperhitungkan di Serie A dan bahkan membawa mereka ke kualifikasi UEFA Cup setelah berakhir di posisi kelima pada 2002.

Secara konsisten menampilkan performa yang tinggi di liga hingga pada 2004 meraih perhatian dari juara bertahan Eropa saat itu Porto, yang menunjuknya sebagai pengganti Jose Mourinho, namun pengalamannya di luar negeri berakhir bahkan sebelum musim dimulai.

Kembalinya Del Neri ke Italia tidak langsung memberikan hasil yang membangkitkan keberuntungan, dengan masa yang pendek dalam melatih Roma dan Palermo, sebelum kembali ke Chievo, yang mana kali ini ia tidak mampu menjaga tim dari degradasi ke Serie B pada 2007.

Del Neri

Dua tahunnya bersama Atalanta telah memberikan tim tersebut berakhir di papan tengah (9 dan 11) sebelum meraih prestasi yang bisa dikatakan terbaik sejak periode di Chievo, dengan memimpin Sampdoria ke posisi keempat dan satu tempat di Liga Champions pada 2010.

Del Neri menghabiskan musim selanjutnya di kursi kepelatihan Juventus sebelum kembali ke Genoa, kali ini untuk melatih Rossoblu. Setelah tiga tahun beristirahat dari sepak bola, pengalaman melatihnya yang dapat menjadi pertimbangan kali ini dimanfaatkan oleh Verona, tim yang sedang berjuang untuk bertahan di Serie A.

RANGKUMAN PERJALANAN MUSIM INI

Kemenangan perdana Verona musim ini belum jua tiba sampai mereka menjelang laga Rabu ini di Juventus Stadium. Tak pernah sebelumnya dalam sejarah mereka tak pernah menang dalam 17 laga pertama dalam semusim. Ditambah lagi dengan total delapan poin adalah raihan ternedah mereka di kompetisi divisi utama Liga Italia.

Tak ada tim yang mencatatkan rekor lebih buruk dari catatan di atas, namun jika Gialloblu ingin menulis kembali buku sejarah mereka tahun ini, satu sosok penting dalam upaya tersebut tentunya adalah Luca Toni.

Mantan pemain tim nasional Italia itu memegang rekor klub sebagai pencetak gol terbanyak dalam semusim, yakni 22 gol di musim lalu, dan ia akan mengincar tambahan gol dari dua golnya yang dicetak masing-masing melawan Milan dan Sassuolo.

Luca Toni

Pada musim yang sangat sulit bagi Verona sampai sejauh ini, ada secercah harapan dari penampilan apik gelandang berusia 23 tahun, Federico Viviani, yang telah menyumbangkan tiga assist, pemain sayap Leandro Greco, yang melakukan 37 dribble dan tekel atas namanya, dan bek kanan Jacopo Sala, yang sempurnakan 72 umpan silang dan merebut 29 bola dalam penguasaan bola oleh pemain depan lawan. Seluruh statistik ini adalah catatan tertinggi tim di musim 2015/16.

Bianconeri juga harus mewaspadai bahaya yang dapat dilancarkan tim tamu dari bola mati. Mereka telah mencetak sepuluh gol dari keseluruhan 12 gol mereka musim ini dari situasi bola mati, empat di antaranya dari sepakan bebas tak langsung – tertinggi di Serie A. Wilayah kekuatan lawan lain yang harus diperhatikan adalah ancaman di udara, sebab hanya Palermo (tujuh) yang mampu menemui target lebih banyak dengan sundulan daripada Gialloblu dan Juventus (masing-masing enam).

Meski demikian, yang terpenting adalah bahwa tim asuhan Del Neri paling sedikit mencetak gol dan kebobolan terbanyak ketiga di Serie A, sementara mereka paling banyak gagal menang dalam pertandingan yang saat itu meraih penguasaan bola (empat).

Item Terkait