b008.jpg

Jumat malam di Juventus Stadium

SHARE
Jumat malam di Juventus Stadium
Jumat malam di Juventus Stadium
Jumat malam di Juventus Stadium

Apa yang lebih baik selain berangkat menuju Juventus Stadium setelah bekerja seharian pada hari Jumat untuk menyaksikan para juara bertahan berlaga?

Lawatan Palermo dua hari lagi akan menandai yang ketiga kalinya bagi para suporter Bianconeri, dimana dua laga sebelumnya menghasilkan kemenangan-kemenangan penting di bulan Maret 2016 dan Februari 2015 masing-masing melawan Sassuolo dan Atalanta.

Pertandingan yang menghibur tersaji dalam kedua kesempatan itu, tak terkecuali kualitas gol-gol yang tercipta dalam kedua laga tersebut.

Mulai dari laga di bulan Maret 2016, para fans Juve disuguhi oleh aksi salah satu penyerang terbaik pada musim itu, Paulo Dybala, yang tendangan melengkung cantiknya dari pinggir kanan kotak penalti, namun keindahan gol tersebut masih kalah dibanding gol Simone Zaza yang meraih gol terbaik jika dilihat dari konteks signifikansinya bagi perjalanan pada musim itu.

Pada pertandingan tersebut, pasukan Massimiliano Allegri tak hanya merayakan penyelesaian mematikan Paulo tersebut, melainkan, yang mungkin lebih penting lagi, catatan laga kesepuluh secara beruntun tanpa kebobolan di Serie A, sebuah catatan baru di kasta tertinggi kompetisi Italia dan kemenangan ke-18 dari 19 pertandingan.

Setahun sebelumnya, giliran pemain bernomor punggung 21 sebelumnya yang menyumbang keajaiban pada laga Sabtu dini hari. Gol-gol lebih dini dari pemain Atalanta, Giulio Migliaccio, dan Fernando Llorente nampaknya menghentikan upaya Bianconeri dan Nerazzurri untuk memecah kebuntuan setidaknya hingga jeda turun minum setelah 45 menit pertama yang begitu ketat, namun sang Maestro punya ide lain.

Tendangan menukik Pirlo cukup baik untuk memenangkan pertandingan manapun.

Akan tetapi, pertandingan pra-akhir pekan terpenting Sang Nyonya Tua terjadi pada Mei 1997, jauh dari dinding-dinding Juventus Stadium.

Sebelum melakoni final Liga Champions melawan Borussia Dortmund pada pekan berikutnya, pasukam Marcelo Lippi bertolak ke Bergamo dengan menyadari bahwa satu poin saja cukup untuk merengkuh gelar Scudetto ke-24.

Gol dini Filippo Inzaghi sebenarnya cukup memastikan gelar tapi Mark Iuliano menambahkan gol sundulannya dari jarak dekat 10 menit setelah jeda, sehingga nama Juventus pun terukir di trofi dengan satu laga lagi tersisa.

Meskipun kali ini kemenangan pada Sabtu dini hari nanti (18/2) tidak berefek langsung dalam persaingan meraih Scudetto, namun laga nanti akan menjadi modal Bianconeri dalam lawatan ke markas Porto di ajang Liga Champions pekan depan sebagai kemenangan keenam secara beruntun di liga dan minimal keunggulan tujuh poin atas pesaing-pesaing terdekat. Laga yang penting untuk dimainkan.

Item Terkait