29 November 2015
1) KEMBALINYA LA JOYA
Tidak pernah mudah untuk kembali dan bertemu dengan mantan anda, tapi Juventus akan berharap tidak ada kesulitan emosional yang mengganggu Paulo Dybala pada hari Minggu saat penyerang Argentina itu akan kembali ke Palermo untuk pertama kalinya sejak meninggalkan Rosanero pada bulan Juni.
Ditarik dari Instituto Cordoba yang tidak dikenal di divisi kedua Argentina sebagai perekrutan yang memecahkan rekor, La Joya mencetak 21 gol dari 89 penampilan di Sisilia, menjadi satu-satunya pemain yang mencapai dua digit angka dalam hal jumlah gol (13) dan assist (10) di divisi teratas Italia.


Untungnya, Bianconeri berhasil mengamankan tanda tangannya di akhir musim dan pembunuh berwajah bayi ini, dijuluki U Picciriddu (‘si kecil’) oleh pendukung Palermo, telah menunjukkan nilainya di Turin, mencetak enam gol dan memberi dua assist di liga sejak Agustus.
Meskipun Dybala telah mencetak jumlah gol yang sama pada tahapan yang sama saat ini dengan musim lalu, gol-gol musim ini hadir dalam 781 menit, 400 lebih rendah dari 2014/15. Sebagai hasilnya, hanya rekan senegaranya Gonzalo Higuain (111) yang dapat menandingi rasio gol-per-menit dari Paulo (130).

Sedikit tentang Dybala untuk anda: pemain muda ini mencetak rata-rata gol lebih sering dari Carlos Tevez dan Alessandro Del Piero dalam musim pertama mereka untuk Juventus. Tidak jelek, bukan?
2) BERBICARA TENTANG MANTAN...

Paulo bukan hanya satu-satunya yang akan kembali ke klub lamanya sebagaimana pemain Bianconeri saat ini Andrea Barzagli dan Rubinho juga sempat merasakan Stadio Renzo Barbera sebagai rumah mereka di 10 musim lalu.

Barzagli terutama memiliki kenangan-kenangan palin indah di sepanjang waktunya di Sisilia, menjalani 142 penampilan Serie A dan mencetak tiga gol dalam empat musim bersama Rosanero.
Penampilan solid dari The Wall membuatnya pindah ke Jerman dimana bek Italia tersebut akan mengangkat trofi utama pertamanya bersama Wolfsburg sebelum kembali ke Italia untuk bergabung dengan Juve di 2011. Selebihnya, seperti yang mereka katakan, adalah sejarah.
Terutama pada ulang tahunnya yang ke-38 akhir pekan ini, sepertinya kurang sopan jika tidak memberikan referensi terhadap pelatih Primavera Fabio Grosso, yang bersama Rosanero selama dua musim antara 2004 dan 2006, sebelum akhirnya bergabung dengan Inter setelah Piala Dunia 2006.
3) VAZQUEZ YANG PENTING
Laga hari Minggu akan memperlihatkan reuni antara Dybala dengan mantan duet mautnya Franco Vazquez, yang saat ini harus saling berhadapan. Bersama-sama, keduanya membantu 68% dari gol Palermo (36/53) musim lalu.
Sementara Vazquez belum mencapai target yang sama kali ini, saat ini menjalani lima laga tanpa gol atau assist, sang gelandang elegan ini tidak diragukan lagi meningkat sebagai pemain kunci Rosanero setelah tidak adanya Dybala.

Beroperasi di belakang penyerang tunggal Alberto Gilardino di formasi 4-4-1-1, Vazquez adalah penunjang dari tim, mencatatkan dribel paling banyak di Serie A musim ini (51) sementara memuncaki daftar bagi Rosanero untuk jumlah sentuhan yang dilakukan (942), menit bermain (1140) dan operan sukses (542).

Tampaknya cara paling efektif untuk menggagalkan sang playmaker sejauh ini adalah, dengan melanggarnya: pemain internasional Italia ini telah dilanggar 66 kali sepanjang musim ini, 19 kali lebih banyak dari penghuni posisi kedua Neymar, di lima liga teratas Eropa.
4) SANG NYONYA TUA DAN SANG ELANG
Pertemuan kali ini akan menjadi yang ke-53 kalinya di Serie A antara kedua tim dengan Bianconeri memegang rekor kemenangan lebih banyak sepanjang sejarah, 31 kali meraih tiga poin, kalah hanya 10 kali dibandingkan 22 kekalahan Rosanero.
Sementara rekor Juve di tiga musim terakhir, memenangkan enam laga dari enam pertemuan terakhir tanpa kebobolan satu gol, memberikan pertanda kemungkinan laga yang berjalan sebelah pihak besok malam, meskipun Palermo secara tradisional sulit dikalahkan di rumah sendiri. Faktanya, empat dari 10 kemenangan mereka sepanjang sejarah melawan sang Nyonya Tua diraih di Renzo Barbera sejak 2005.
Akan tetapi, Juventus, bersama dengan Fiorentina, adalah tim yang meninggalkan ibu kota Sisilia tersebut dengan kemenangan terbanyak di liga (12).
5) TERAKHIR KALI BERTEMU
“Gol luar biasa dari pemain pengganti Alvaro Morata memastikan catatan enam bulan tanpa kekalahan di kandang milik Palermo berakhir malam ini setelah kemenangan 1-0 di Stadio Renzo Barbera, sebuah hasil yang membuat sang juara bertahan berada 14 poin di atas puncak klasemen Serie A”
Itulah laporan Juventus.com usai perjalanan terakhir ke Sisilia pada Maret lalu dan inilah yang kami maksudkan dengan ‘luar biasa.’
6) JUVE BANGKIT DARI KETERPURUKAN...LAGI?
Meskipun pasukan Massimiliano Allegri saat ini berada sembilan poin di bawah pimpinan klasemen Inter, tiga kemenangan beruntun dan statistik kebangkitan mereka menunjukkan bahwa impian meraih lima Scudetto beruntun masih belum berakhir.
Sejak liga mengadopsi tiga poin untuk kemenangan di musim 1994/95, Juventus adalah satu-satunya klub yang dapat meraih gelar dari poin terendah (21) usai 13 laga.

Saat itu adalah musim 2001/02 dan tim yang diambil alih posisinya di laga terakhir adalah...ya anda bisa menebaknya, Inter.
7) LATIHAN BOLA MATI TERBAYARKAN
Apa rahasia dari bola mati yang sempurna? Umpan yang hebat? Latihan yang baik? Sundulan kuat terhadap bola? Kerja keras berjam-jam di lapangan?
Apapun formulanya, tuan rumah di hari Minggu tampaknya sudah mengetahuinya.
Sementara Rosanero mencatatkan jumlah yang rendah dalam daftar gol tercipta di liga, dengan 13 gol musim ini (hanya Udinese, Frosinone, Verona dan Carpi yang mencatatkan jumlah lebih rendah), mereka berada di daftar yang terbaik dalam hal produktivitas gol dari situasi bola mati.
Lima dari tendangan sudut dan dua dari tendangan bebas, sebanyak 57 persen dari gol Palermo musim ini dihasilkan dari situasi bola mati.
Bukan hanya itu, Rosanero juga memimpin dalam hal jumlah sundulan menuju gawang (32), enam dari jumlah itu berhasil masuk ke gawang. Alasan yang cukup bagi Bianconeri untuk mengalihkan pengawalan ketat terhadap mereka dan mencetak gol lebih cepat pada hari Minggu.
8) GILARDINO SEBAGAI PENYERANG TUNGGAL
Memuncaki daftar pencetak gol klub dengan tiga gol di empat laga di Renzo Barbera, sebuah hal yang baik bagi Palermo dengan merekrut penyerang Alberto Gilardino di musim panas.
Penyerang veteran ini adalah satu-satunya pemain di skuat Palermo saat ini yang sudah mencetak gol di Serie A melawan Juventus, gol yang tercipta adalah saat membela Parma dan Fiorentina.

Juve di sisi lain dapat mengandalkan bantuan dari para pencetak gol ke gawag Palermo di beberapa tahun terakhir seperti Alvaro Morata (lebih dari satu), Claudio Marchisio (dua), Leonardo Bonucci (dua), Hernanes (satu), Juan Cuadrado (satu) and Stephan Lichtsteiner (satu).
9) MELEBAR DAN MENUSUK
Tidak ada yang lebih memuaskan dari gol yang berasal dari umpan silang, coba tanyakan kepada Alex Sandro dan Mario Mandzukic setelah kombinasi kelas tinggi mereka membenamkan Manchester City pada Rabu malam.
Juve dan Palermo tampaknya memahami keindahan hal itu sebagaimana kedua tim menemukan diri mereka di daftar teratas dalam hal umpan silang yang dilepaskan, dimana Rosanero berada lima lebih banyak dari Bianconeri (308) di posisi keempat dengan jumlah 313.
Dengan penyerang-penyerang berbahaya di area penalyo kedua tim dan empat bek sayap menyerang di lapangan, laga hari Minggu bisa saja ditentukan dari sisi sayap.
10) DUEL PELATIH
Davide Ballardini kembali melatih Palermo pada hari Minggu lalu untuk kali keduanya di klub. Pertama kali ia menangani Rosanero adalah salah satu periode terhebat dalam sejarah Palermo, pria berusia 51 tahun ini membawa klub meraih 57 poin di musim 2008/09, ketiga tertinggi dalam sejarah mereka.
Saat hal itu terjadi, pasukan Ballardini bahkan mencatatkan kemenangan impresif 2-1 atas Juventus di Stadio Olimpico di musim yang sama, hanya satu-satunya sejauh ini dalam karir bos Rosanero tersebut (M1, S2, K5).


Di akhir tahun tersebut, ia kembali melakukannya lagi, kali ini mengalahkan Cagliari asuhan Massimiliano Allegri dengan skor 5-1, satu-satunya kekalahan yang dicatatkan sang pelatih asal Tuscan itu atas Ballardini (M5, K1). Kemenangan 1-0 Maret lalu di Renzo Barbera merupakan kemenangan Allegri yang kedua dalam enam perjalanan ke Sisilia, setelah memimpin Milan dalam kemenangan 4-0 pada tiga tahun sebelumnya.