22 Juli 2015
Hanya sedikit orang yang memiliki pengaruh yang sama dan meninggalkan warisan yang sama pada klub sepak bola seperti Giovanni Agnelli.
Lahir di Turin dan kemudian tinggal di Villar Perosa, kediaman keluarga Agnelli dimana setiap musim panas Juventus senior selalu bertanding dengan Primavera di area tersebut, hubungan Giovanni dengan hitam dan putih dimulai ketika ia berusia 14 tahun setelah kehilangan ayahnya, Edoardo Agnelli, pada tahun 1935.
Kembali dari dinas militer di Perang Dunia II pada tahun 1947, ia siap untuk mengambil kendali Juventus tercinta dan membimbing mereka untuk lebih berjaya, meninggalkan warisan yang tidak dapat dibantahkan pada klub.
Dalam tujuh tahun dibawah kendalinya antara tahun 1947 dan 1954, tim menampilkan beberapa bakat hebat seperti penyerang Argentina, Rinaldo Martino serta duo Denmark, Karl Aage Praest dan John Hansen, hasilnya adalah dua gelar Scudetto di tahun 1950 dan 1952.
Komitmen, pengetahuan dan kecintaaannya pada olahraga adalah sebuah bukti, meskipun jabatan sebagai presiden digantikan oleh Enrico Craveri pada tahun 1954, Giovanni akan tetap berada di jantung klub yang ia puja hingga kematiannya pada tahun 2003.
Dedikasi L'Avvocato memastikan bahwa Juventus tidak lagi hanya menjadi nama sebuah tim sepak bola; itu akan menjadi simbol keberhasilan diidentifikasi dengan seluruh keluarga, lahir dari gaya elegan Giovanni sendiri.
