Sevilla fans

10 hal untuk diketahui tentang Blanquirrojos

SHARE
10 hal untuk diketahui tentang Blanquirrojos
10 hal untuk diketahui tentang Blanquirrojos
10 hal untuk diketahui tentang Blanquirrojos

1) SATU DEKADE UNTUK DINIKMATI

Sevilla belum pernah merasakan gelar Eropa hingga kemenangan final Liga Eropa atas Middlesbrough di 2006. Tim asal Andalusia ini kemudian berhasil mempertahankan trofi di musim berikutnya dengan mengalahkan rival sesama tima Spanyol, Espanyol, melalui adu penalti dan, luar biasanya, lebih jauh lagi mereka mampu melakukan kesuksesan beruntun yang sama di kompetisi ini pada 2014, mengalahkan Benfica, dan pada 2015, ketika mereka mengalahkan Dnipro untuk menjadi tim yang paling sukses di kompetisi kedua Eropa sejak dimulai oleh UEFA pada 1971.

Sevilla Europa League

2) KEMALANGAN DI LIGA CHAMPIONS

Performa Blanquirrojos dengan empat kemenangan beruntun di Eropa saat ini merupakan rangkaian hasil terburuk dalam sejarah mereka dan semua diawali dari kekalahan 2-0 di Juventus Stadium pada 30 September. Sementara itu, pasukan Unai Emery menciptakan catatan tak diinginkan lainnya musim ini dengan gagal lolos dari fase grup untuk pertama kalinya, setelah sebelumnya mencapai perempat-final di 1958 dan babak 16 besar di tahun 2008 dan 2010. Penampilan terburuk mereka di kompetisi ini, bagaimanapun, hadir pada Agustus 2010 ketika mereka kalah dari Braga di dua putaran laga play-off.

3) KENYAMANAN BERMAIN DI RUMAH

Stadio Sevilla

Setelah awal musim yang harus dilupakan, pasukan Emery telah membuat Estadio Sanchez Pizjuan menjadi sebuah benteng di La Liha dengan meraih poin maksimal di lima laga kandang terakhir, termasuk kemenangan besar melawan Barcelona dan Real Madrid. Tentu saja, dari tujuh kemenangan di seluruh kompetisi musim ini, enam diraih di Seville, dengan satu-satunya kemenangan tandang mereka diraih Rabu kemarin melawan tim divisi kedua Spanyol Union Deportiva Logrones di ajang Copa del Rey.

4) MENJAMU TIM ITALIA

Klub-klub Italia cukup kesulitan dalam mencatatkan rekor terbaik di Estadio Sanchez Pizjuan setelah Fiorentina gugur di semi-final Liga Eropa musim lalu dengan kekalahan 3-0 (5-0 secara agregat) dan Parma ditahan imbang 0-0 pada babak 16 besar kompetisi yang sama pada Maret 2005.

Sevilla vs Fiorentina

Tim asal Emilia tersebut, akan tetapi, mampu mengalahkan Blanquirrojos 1-0 di putaran kedua di Italia dan sebuah skenario yang sama melalui kemenanangan kandang dan hasil imbang tandang bagi Juventus sudah cukup untuk membawa pasukan Massimiliano Allegri berakhir sebagai juara Grup D.

5) TERKADANG ANDA MENANG, TERKADANG KALAH

Musim Sevilla sejauh ini bagaimanapun juga terhambat dengan ketidakmampuan menjaga kemenangan. Hanya satu kali mereka bisa mencatatkan rekor kemenangan beruntun, ketika mereka melanjutkan kemenangan kandang atas Rayo Vallecano dengan kesuksesan mengalahkan Barcelona di Estadio Sanchez Pizjuan. Bagia kalian yang bertanya-tanya apakah terdapat hasil imbang, tentu saja ada, namun hanya dua dari 17 laga mereka di seluruh kompetisi, termasuk hasil imbang 1-1 dari Deportivo La Coruna hari Sabtu lalu.

6) GOL-GOL DARI UKRAINA

Konoplyanka

Jika terdapat gol yang dicetak oleh Sevilla, besar peluang bahwa Yevhen Konoplyanka memiliki andil dalam gol tersebut. Pemain sayap asal Ukraina ini telah memberikan lima assist di La Liga musim ini, serta mencetak masing-masing dua gol di La Liga dan Liga Champions. Mantan pemain Dnipro ini memiliki kepandaian khusus untuk membuat gol-golnya menjadi penting sama pentingnya dengan tujuh kontribusi kunci yang hadir dari kemenangan-kemenangan Blanquirrojos.

7) MUDAH KEBOBOLAN

Penampilan Blanquirrojos yang tidak terlalu baik di segala area juga terlihat di catatan defensif mereka yang hanya bisa membukukan dua laga tanpa kebobolan di 14 laga pertama La Liga dan empat di seluruh kompetisi. Dan tentu saja, 19 gol yang mereka terima di laga domestik merupakan yang terburuk kedua di separuh teratas klasemen. Pentingnya tetap solid tidak bisa dianggap remeh dan, ketika mereka berhasil menghentikan lawan dari mencetak gol, mereka seringnya meraih kemenangan, seperti saat menghadapi Valencia, Borussia Monchengladbach dan UD Logrones. Pengecualian dari aturan ini, mereka masih memperoleh poin dari hasil imbang di laga pembuka di kandang Malaga.

8) EMERY VS. TIM ITALIA

Setelah menjadi otak di belakang kesuksesan beruntun Liga Eropa bersama Blanqurrojos, Emery dipertimbangkan sebagai salah satu pelatih paling menjanjikan di daratan Eropa. Pada Selasa malam, pria 44 tahun ini akan berusaha meraih kemenangan pertamanya melawan tim Italia di kompetisi utama Eropa, setelah sebelumnya kalah di laga pertama di Juventus Stadium pada bulan September.

Emery

Melihat di sisi positifnya, poin maksimal bagi tim Andalusia akan menjadi kemenangan ketiga dari empat laga melawan tim semenanjung Italia, setelah ia memimpin Valencia meraih kemenangan kandang dan tandang ats Genoa di fase grup Liga Eropa 2009/10.

9) PENGUASAAN BUKAN MASALAH

Jika Sevilla mengalami kesulitan meraih poin di Liga Champions tahun ini, hal itu bukanlah karena kurangnya kemampuan menguasai bola, setelah memiliki rata-rata 54% penguasaan bola di lima laga Grup D. Kenyataanya, kekalahan mereka di Juventus Stadium merupakan satu-satunya kesempatan dimana mereka memiliki kendali lebih sedikit yaitu di angka 46%. Tim Andalusia ini juga menyelesaikan sebenyak 2,170 operan, 276 lebih banyak dari Bianconeri, dan mereka juga mengalahkan lawan asal Italia mereka dalam hal mencetak gol ke gawang lawan (tujuh kali dibandingkan dengan enam). Tidak diragukan lagi, masalah utama mereka adalah 11 gol yang diterima berbanding terbalik dengan dua gol yang diterima pasukan Allegri musim ini.

Sevilla - Juve stats

10) KISAH DARI DUA MANTAN PEMAIN BIANCONERI

Setelah bertukar seragam dari hitam dan putih ke putih dan merah milik Sevilla pada musim panas ini, Fernando Llorente saat ini menjadi pencetak gol terbanyak kedua bagi timnya di La Liga musim ini dengan tiga gol dengan rata-rata satu gol tiap 148 menit, serta mencatatkan tiga assist di seluruh kompetisi. Namun sebaliknya, akan tetapi, Blanquirrojos sangat jarang meraih poin maksimal ketika Llorente memberikan kontribusi kunci, gol kemenangannya melawan Real Madrid menjadi pengecualian pada aturan ini, dan sang penyerang hanya bermain 78 menit pada Liga Champions tahun ini, dengan lebih sering dipasangkannya duet Konoplyanka dan Kevin Gameiro di lini depan.

Llorente
Immobile

Bagi Ciro Immobile, peluang untuk berada di lini depan justru lebih sedikit. Sang penyerang, yang mengawali karirnya bersama akademi muda Juventus dan membuat lima penampilan bagi tim senior enam tahun yang lalu, bermain penuh selama 90 menit hanya sebanyak satu kali sepanjang musim ini, mencetak gol ketiga tim di kemenangan Sevilla atas UD Logrones pekan lalu di ajang Copa Del Rey. Secara kebetulan, gol lainnya yang ia cetak musim ini adalah bersamaan ketika Llorente juga mencetak gol, saat melawan Real Madrid.

Item Terkait