Conferenza-Partita-Champions_Borussia.png

Pertempuran-pertempuran di Borussia Park

SHARE
Pertempuran-pertempuran di Borussia Park
Pertempuran-pertempuran di Borussia Park
Pertempuran-pertempuran di Borussia Park

Rekor kandang Borussia Monchengladbach di semua kompetisi musim ini adalah tiga kali menang dan sisanya kalah.

Namun statistik tersebut hanya menceritakan setengah cerita, sejak kalah di kandang di Bundesliga dari Mainz dan Hamburg dalam enam kali kekalahan mereka secara beruntun di awal musim.

Dilatih oleh Lucien Favre, pria yang menghantar klub itu menanjak dari bahaya zona degradasi ke zona kualifikasi Liga Champions dalam empat masa jabatannya, penampilan buruk Borussia di awal musim 2015/16 menjadi misteri bagi kebanyakan orang yang pernah menyaksikan mereka selalu bertengger di papan atas klasemen.

Penyebab kekalahan demi kekalahan mereka di awal musim adalah ketidakmampuan memaksimalkan penguasaan bola dominan agar menghasilkan banyak hasil di depan gawang lawan, mereka juga sering kehilangan daya serang di lini bertahan lawan.

Saat melawan Mainz mereka meraih 69% penguasaan bola namun hanya mampu melepas 4 tendangan tepat ke gawang daripada lawan (dibanding lawannya dengan 4 tembakan), sehingga akhirnya kalah 2-1 setelah Patrick Herrmann sebelumnya sempat menyamakan kedudukan untuk tuan rumah.

Kisah yang sama terjadi saat kalah 3-0 dari Hamburg, ketika The Foals hanya mengancam kiper Hamburg Tobia Sippel dua kali, meski secara total melepas 13 tembakan dan meraih 56% penguasaan bola. Sebaliknya, tim tamu mereka malah lebih beringas, mencetak tiga gol dari empat percobaan tepat ke arah gawang, termasuk didalamnya dua gol PierreMichel Lasogga.

Kiprah terakhir bagi Favre adalah kalah 1-0 dari Cologne pada 19 September. Sang manajer Swiss itu pun digantikan oleh pelatih pengganti Andrea Schubert tepat menjelang laga tengah pekan di kandang melawan Augsburg empat hari kemudian.

schubert.jpg

Pada laga tersebut Borussia bermain beringas dengan mencetak empat gol setelah hanya 21 menit. Fabian Johnson, Granit Xhaka, Lars Stidl dan Mahmoud Dahoud mencantumkan nama di papan skor, sebelum kemudian tim tamu memangkas defisit berkat dua tendangan penalti Paul Verhaegh.

Hal ini tak diragukan lagi menjadi titik balik musim The Foals, tak hanya dalam hal hasil tapi juga gaya bermain. Melawan Augsburg, mereka hanya menguasai 89% bola, namun melepas 21 tembakan yang 12 di antaranya tepat ke arah gawang.

Lebih sedikit menyentuh bola, ketat bertahan dan melancarkan serangan balik cepat menjadi kunci sukses mereka di liga akhir-akhir ini, termasuk kemenangan meyakinkan di laga tandang melawan Stuttgart (3-1) dan Frankfurt (5-1).

Lawatan runner-up musim lalu Wolfsburg menghadirkan laga sangat ketat, dimana kedua tim saling mengancam kiper lawan masing-masing dalam tiga kesempatan, dan tuan rumah harus menunggu sampai menit ke-75 untuk memecah kebuntuan melalui bek asal Norwegia Havard Nordveit. Ibrahima Traore kemudian memastikan raihan poin dengan sebuah gol empat menit kemudian.

Sejak menghempaskan Frankfurt di kandangnya pada pertengahan Oktober lalu, anak asuh Schubert melakukan pendekatan lebih menyerang dalam laga-laga Bundesliga, berciri khas permainan menekan yang keras sehingga lebih mendominasi penguasaan bola seperti di era Favre, sembari tetap lebih banyak mencetak gol daripada lawan-lawannya.

Dalam laga kandang terakhir mereka melawan Schalke, misalnya, Gladbach menguasai 60% bola dan memaksa kiper Christofer Heimeroth melakukan tujuh penyelamatan, namun ia tak mampu menghadang tiga tendangan berikutnya yang mengarah padanya, dimana gol-gol dari Julian Korb, striker yang sedang bagus-bagusnya Raffael dan Stindl sehingga tuan rumah meraih poin penuh.

The Foals hanya pernah satu kali tampil sebagai tuan rumah di ajang Liga Champions musim ini dan, meski kalah 2-1 dari Manchester City pada malam itu, mereka menyulitkan anak asuh Manuel Pellegrini, yang perlu gol penalti di menit ke-90 dari Sergio Aguero agar City meraih tiga poin pertama mereka pada kompetisi musim ini.

Gladbach senang menguasai bola lebih sedikit daripada City (35% bandng 65%), namun Joe Hart menjadi kiper tersibuk, membuat lima dibanding Yann Sommer yang melakukan empat penyelamatan. Kiper Inggris itu memang sempat menggagalkan penalti Raffael di menit ke-20 namun tak mampu menghentikan Stindl membawa tim Jerman unggul sembilan setelah babak kedua dimulai.

Tekanan pemuncak klasemen Liga Inggris itu akhirnya membuahkan gol-gol dari duo Argentina Nicolas Otamendi dan Aguero yang menghasilkan kemenangan perdana mereka di Liga Champions musim ini.

Pada hari Selasa nanti, Bianconeri nampaknya akan menghadapi Borussia yang berbeda itu dengan penuh waspada, tim yang suka menyerang balik yang dengan sukses menahan pasukan Massimiliano Allegri dua pekan lalu dalam laga yang berakhir imbang tanpa gol di Juventus Stadium.

Tentunya Bianconeri akan harus bermain sebaik mungkin untuk mengalahkan tim ini, dimana kemenangan 4-1 mereka atas Herta Berlin akhir pekan lalu – kemenangan keenam mereka di liga secara beruntun – mengangkat mereka ke peringkat kelima Bundesliga.

Item Terkait