19 Februari 2017
SATU IMBANG, SATU KEMENANGAN DI LIGA CHAMPIONS EROPA
Juventus dan Porto hanya pernah bertemu dua kali di Liga Champions: sepasang pertandingan di fase grup 15 musim yang lalu, yang pertama adalah yang dilangsungkan di Portugal 10 Oktober 2001.
Ketika itu, Porto masih bermain di kandangnya, Stadion das Antas – mereka kemudian pindah ke kandang mereka saat ini, Stadion do Dragao, dua tahun kemudian – tapi, seperti sekarang ini, tuan rumah menjadi lawan yang tangguh di kandang mereka sendiri, emmbuat segalanya menjadi sulit bagi Sang Nyonya Tua pada laga tersebut.
Dipimpin oleh gelandang sangat berbakat, Deco, “The Dragons” (julukan Porto) memberi tekanan bertubi-tubi kepada tamu mereka dari peluit pertama, penyerang asal Brazil, Pena, memaksa Gianluigi Buffon melakukan penyelamatan baik ini, yang saat itu berada di tahun pertama bermain untuk Juventus:
Permainan Bianconeri kemudian berkembang tatkala pertandingan semakin sengit dan memberikan ancaman gol dimana tak lain dan tak bukan Alessandro Del Piero yang berada di depan, namun Buffon-lah yang mendapat gelar pemain terbaik pada laga ini karena menampilkan keajaiban lainnya di bawah mistar gawang seperti yang di bawah ini agar gawang tetap tidak kebobolan: 0-0 akhirnya menjadi hasil akhir.
Hanya 13 hari kemudian, pasukan Marcelo Lippi menjamu Porto untuk laga fase grup berikutnya di Turin dan, tak seperti sebelumnya, para suporter disuguhi empat gol pada malam itu. Del Piero, Paolo Montero dan David Trezeguet membungkus kemenangan 3-1 setelah Clayton membawa tim tamu unggul terlebih dahulu.
Hal itu cukup untuk mengantar Juve melaju ke fase grup kedua, tapi disitulah petualangan di kancah Eropa pada musim itu berakhir.
SATU MALAM YANG BRILIAN DI BASEL
Meskipun bukan laga di ajang Liga Champions, tidak diragukan bahwa pertemuan terpenting antara Juventus dan Porto adalah final Cup Winners Cup UEFA pada 16 Mei 1984.
Dimainkan di arena netral di Basel, Swiss, awal laga berjalan seimbang, hingga akhirnya di menit ke-13 ketika Beniamino Vignola melepas sepakan yang tak terhentikan, tendangan kaki kiri yang bersarang di pojok bawah dari pinggir kotak penalti.
Bianconeri pun unggul, tapi keunggulan yang hanya bertahan seperempat jam, pemain Porto, Antonio Sousa, menemukan jala gawang dengan sebuah sepakan rendah yang sebenarnya mampu disentuh Stefano Tacconi tapi tak mampu mencegahnya masuk ke gawang.
Namun demikian, malam itu adalah malam buat Juve, dan sekali lagi mereka unggul ketika Vignola memainkan umpan terobosan lambung nan cantik yang mengarah kepada penyerang Polandia, Zbginiew Boniek, yang dengan cantik menyontek bola melewati kiper lawan yang maju menyambut sehingga gol tersebut akhirnya menjadi gol penentu kemenangan.
Para suporter Juventus juga dapat merasakan malam yang tak terlupakan di ajang Eropa tersebut di Juventus Museum (**http://www.juventus.com/en/tickets/museum-tour-tickets/index.php**), dimana seragam bernomor punggung 7 milik Vignola dan cinderamata dari laga final tersebut dipajang.
